Selasa, 15 Januari 2008

always MANCHAL

Jasa kuda besi kecil berwarna hijau ini akan sulit saya lupakan dalam perjalanan hidup saya. Betapa tidak...Meski berat badanku tergolong berat, ia selalu dengan senang hati tanpa bisa mengeluh setiap mengantarkan aku ke sana-kemari.
Nah..sepeda pancal gini aja sangat memberi manfaat pada aku, saya memberi manfaat untuk siapa????????

Dongeng Kancil Pilek (kemunafikan menghadapi kebusukan zaman)

Pada suatu ketika ada seekor singa raksasa yang telah lama dikenal sebagai raja hutan.

Suatu siang dia pulang dari pengembaraannya yang sangat lama di hutan belantara. Karena ingin segera menghampiri kekasih hatinya, Bergegaslah, siang itu juga, singa itu mengumpulkan hewan2 lain untuk dimintai komentar.

Komentar yang diminta si Singa adalah : Apakah bau badannya busuk??karena selama pengembaraannya yang panjang singa tersebut tidak pernah mandi.

Giliran pertama yang dimintai komentar adalah kucing.

Sebelum singa bertanya langsung, kucing tersebut ternyata sudah gibras2 di depan singa karena bau busuk sudah tercium oleh kucing meski baru berjarak 10 meter.

Kontan saja, Si singa pun tersinggung dan marah2.

Akhirnya kucing tersebut diterkam sampe mati oleh singa.

Giliran ke-dua adalah tikus.

Kali ini, parasaan kwatir seperti nasib kucing sll menyelimuti tikus.

Dengan prasaan takut&panic luar biasa, tikus menghampiri singa.

Meski bau busuk menyengat, tikus tetap mendekat dan merasakan bau badan singa yang sbenarnya jelas2 busuk itu.

”Hai tikus, gimana bau badan saya??”, tanya si Singa.

”Bau badan bos ga busuk, malah terasa harum. Permaisuri akan suka”, jawab tikus sambil terbata-bata.

Singa pun memelotiti tikus dengan prasaan curiga akan kebohongan tikus.

Akhirnya...tanpa menunggu waktu lama, tikus itu pun dicincang habis oleh Singa karena dicurigai atas kebohongannya.

Selanjutnya adalah giliran Kancil..

Kali ini beban prasaan bingung&panik makin luar biasa dirasakan oleh Kancil.

Betapa tidak???

Kucing yang jujur saja diterkam sampe mati. Tikus yang bohong juga dicincang sampe habis. Trusss jawaban apa yang akan berikan Kancil pada singa???

Akhirnya,,,Kancil berjalan menghampiri Singa sambil pura2 terbatuk2 kecil.

” Hai kancil..Apa komentarmu tentang bau badanku??”, tanya Singa.

Dengan nada melas Kancil menjawab, ”Mohon maaf tuan Singa, saya sedang sakit pilek. Jadi ga bisa merasakan bau badan tuan”.

Singa pun akhirnya memakluminya atas alasan sakit pilek yang dikemukanan Kancil tersebut.

Rupanya kancil tersebut menggunakan taktik berpura2 pilek, dan lolos dari resiko kematian spt yang dialami kucing dan tikus....

Heeee...

bigitulah dongengnya, smoga dongeng ini :

  1. Sekelumit mengingatkan kita pada dongeng masa kanak2 dulu.
  2. Jadi acuan pilihan hidup dalam menghadapi realitas kebusukan zaman. Mau Jadi Kucing, tikus, kancil, or tidak ketiga2nya. Jelas pilihan mengandung resiko.
  3. Tidak menjadikan kita orang yang suka pura2 pilek akan sgl bentuk kebusukan
  4. Hati2 kena pilek beneran he......

Hidup tidak Sekedar Hidup

Sebenarnya ungkapan ini hanya untuk menyentuh naluri kemanusiaan kita. Fitrah penciptaan kita adalah hanya sekali hidup. tidak ada satu pun manusia yang kelak akan menjalani kehidupan untuk yang ke-2 kali di dunia fana ini, kecuali atas kehendak Allah SWT. maka alangkah celakanyanya kalo ternyata kita menyia-nyiakan kesempatan hidup ini. kita akan rugi besar kalo hidup kita biasa2 saja, artinya hanya datar2 saja tanpa memberi arti sesuai dengan tuntunannya.

Maka....adalah suatu keniscahyaan untuk membuat hidup kita lebih hidup. percuma kalo hidup kita hanya disibukan dengan rutinitas makan-tidur dan aktivitas laen yang kurang berguna. bila seperti itu, apa bedanya hidup kita dengan binatang.

Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa sebaik2 manusia adalah yang bisa memberi manfaat kepada orang lain. kehadiran di dunia ini bener2 membawah perubahan yang positif sebagaimana kehadiran nabi membawah perubahan masyarakat dari zaman jahiliyah menuju pencerahan ummat.

Masing2 dari kita adalah duta pembaharu yang akan memberi warna lebih indah di kehidupan dunia ini. diri kita adalah khalifah di muka bumi yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Maka sejatinya,,, mulailah untuk mengoreksi diri kita masing2. sejauh mana kita bisa memberi manfaat kepada orang laen dan alam tempat kita hidup ini. itu yang akan menentukan status hidup kita.

Aa' Gym pernah meminjam istilah Emha Ainun Nadjib untuk menetukan status kemanusiaan. Istilahnya, ada manusia WAJIB, manusia SUNNAH, manusia MUBAH, manusia MAKRUH, dan manusia HARAM.

Manusia wajib ditandai keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya kepincut. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya amanah terhadap tanggungjawab yang dipikulnya, dia seorang jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. lebih banyak berbuat daripada berbicara. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, bisa menahan dan mengendalikan diri, sabar serta penuh kasih sayang. Intinya : Orang yang wajib, adanya pasti penuh mamfaat bagi orang lain.

Orang yang sunah, keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam.

Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di ada atau tidak sama saja. Ada dan tiadanya tidak membawa mamfaat, tidak juga membawa mudharat.

Adapun orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang.

Orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri.

So, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita sebagai manusia wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram? Apakah masyarakat merasa mendapat mamfaat dengan kehadiran kita?